Selama masa pandemi yang sedang berjalan hampir dua tahun ini, aku memiliki kebiasaan baru yaitu menginformasikan serial film/film yang sedang aku tonton kepada kawan di media sosial atau WA status. Sebagai pendatang baru dunia drakor, baru kali ini aku dijapri banyak ibu yang ngasih high five dan semangat karena aku nonton yang aktor utamanya Hyun Bin
Halo-halo Hyun Bin, penggemar anda banyak sekali di sini. Selamat ya 🙂
Padahal bulan lalu nonton Mr. Sunshine ga sebanyak ini lo yang ngasih high five padahal bagusan Mr. Sunshine (hahaha….)
Terus terang aku jadi deg-degan nih nge-review CLOY.
Cerita love story Kapten Ri (anggota tentara dari Korea Utara) dan Se-ri (Pemimpin perusahaan terkenal dari Korea Selatan) tidak berbeda dibanding love story drakor kebanyakan alias happy ending dan dari awal sudah bisa ditebak kalau mereka bersatu di Swiss (negara netral di dunia).

Nah cerita CLOY, film ini pantas dapat rating jumlah penonton yang tinggi tahun 2020 karena dia banyak menampilkan keindahan, persahabatan dan kekeluargaan. Pas timingnya dengan tahun 2020 saat itu pandemi sedang puncak-puncaknya melanda dunia. Orang membutuhkan tontonan yang menggembirakan. Sekilas mirip Hometown Cha Cha Cha (HomCha). Bedanya di HomCha, penonton tidak akan bertemu musuh atau tokoh yang berperan sebagai orang jahat. Kalau di CLOY tokoh ini diwakili gerombolan kakak Se-ri dan Cheol-gang sebagai eksekutornya.
Penggambaran suasana pedesaan di Korea Utara (Korut) tampak pada kesetiaan dari warganya. Mereka masih bersedia disuruh baris-berbaris pergi ke sekolah, senam kesegaran jasmani, pemadaman listrik secara mendadak dan cukup sering, pemakaian brisket dan minyak tanah pada kompor untuk masak di dapur dan bagian paling menyesakkan adalah saat kereta api mengalami kerusakan, ada banyak pedagang lari berhampuran menawarkan dagangannya melalui jendela gerbong. Sepertinya perbaikan kereta yang memakan waktu 10 jam adalah lumrah terjadi di sana. Mirip suasana sebuah negeri bernama Wawiwu di masa lalu. Aku sampai pada pemikiran, apakah warga desa di Korut berpendapat kehidupan adalah hal yang mesti dijalani tanpa tuntutan? Apakah karena tidak ada informasi dari luar yang masuk sehingga tidak ada pembanding?

Terlepas dari dari pemikiranku ini, CLOY adalah film serial yang menarik. Dia tidak menampilkan kesengsaraan atau kesedihan warga Korut secara berlebihan. Justru membuka ruang pemikiran bahwa
arti gembira adalah personal bagi setiap orang.
Gembira adalah memanaskan air dalam panci sebelum mandi sama dengan gembira bisa mandi dengan shower yang mengucurkan air panas ke dalam bath up. Sama halnya gembira dikelilingi kawan-kawan yang bagaikan saudara sekandung meskipun kepo abis (ikut campur urusan orang) sama dengan gembira memakai baju bermerek dari kota Paris namun tanpa kawan. Se-ri adalah manusia yang merasakan dua hal berbeda tersebut dalam hidupnya. Pada akhirnya, dia menemukan arti gembira yang baru dalam kehidupannya kemudian.


Leave a comment