Bhante Uttamo Dan Dua Sulit

Written by

·

Selama aku hidup hampir setengah abad, aku belum pernah “berkenalan” dengan pemimpin ibadah agama ini. Sampai akhirnya aku tinggal di Banten dan bertemu dengan sobatku, MamiMery (kami bertemu di Mak-mak ordinary “mengantar jemput anak sekolah”) yang mengenalku pada sosok ini.

Beliau bernama Bhikkhu Uttamo, Mahāthera yang lebih dikenal sebagai Bhante Uttamo.

Iya betul, beliau adalah salah satu pemuka agama Budha. Dibesarkan di kota Yogyakarta (sama sepertiku) kemudian ditahbiskan menjadi Bhikkhu di Bangkok pada tanggal 27 Desember 1986. Sekarang beliau berdomisili di Vihara Bodhigiri (Panti Semedi Balerejo) d.a Vihãra Sãmaggi Jaya Blitar.

Selama dua tahun masa pandemi kemarin, aku menonton youtube Romo Eko Wahyu, OSC dan Philip Mantofa untuk menguatkan hati, pikiran, dan jiwaku. Tidak mudah melalui tahun 2020 dan 2021. Beberapa teman yang kukenal pergi berpulang. Sejak diperkenalkan sobatku, aku pun mulai menonton beberapa youtube mengenai Bhante Uttomo. Pendahuluan mengenai siapa beliau ada di kanal Helmy Yahya Bicara dan Gita Wirjawan.

Pembaca bertanya: Kenapa aku jadi “terlalu” religius? Karena aku harus mempersiapkan diri. Dosaku banyak dan aku kurang introspeksi. Jadilah masa pandemi adalah waktuku refleksi, introspeksi dan merenung. Batas hidup mati manusia itu tipis sekali. Penyakit covid ini mengerikan! Siapa pun bisa dipanggil Tuhan sewaktu-waktu. Aku pun demikian.

Namun izinkan pada tulisanku kali ini aku bercerita mengenai youtube Bhante Uttamo.

Bhante banyak bercerita mengenai kebajikan dalam kehidupan. Salah satu episodenya yang aku tonton berjudul DUA TIPE ORANG YG SULIT DIJUMPAI, BERUNTUNG JIKA BISA BERTEMU || BHANTE UTTAMO || PANNADIKA CHANNEL bisa menjadi salah satu bahan refleksi perjalanan hidup pembaca.

sumber foto https://id.wikipedia.org/wiki/Uttamo

Hasil refleksiku adalah rasanya pengen langsung ke Yogyakarta memeluk Ibu dan mengucapkan terima kasih. Ibuku adalah contoh sosok yang diceritakan Bhante. Melihat bagaimana ibu membesarkan aku adalah dua tipe orang yang sulit dijumpai.

Dua tipe ini adalah pertama, orang yang mengingat jasanya orang lain dan ingin membalas jasa. Kedua, orang yang mau melakukan kebajikan sebelum orang lain melakukan kebajikan untuk dirinya. Punya insiatif untuk berbuat baik duluan.

Di usia Ibu menjelang 70 tahun, beliau masih aktif reuni dengan teman-teman SD-nya. Teman SD (tarik nafas panjang). Setiap kali aku bertanya apakah ibu memerlukan sesuatu? Selalu beliau jawab tidak perlu, sudah cukup semua. Aku sendiri yang harus sadar untuk membalas jasa Ibu dan Bapak.

Tidak mudah bisa menjadi dua tipe ini karena manusia mengenal prinsip ekonomi kalau jualan ya mesti untung masak mau rugi. Jadi kalau menolong orang ya berharap suatu saat orang itu ingat dan bisa bayar budi (membalas budi) kebaikan kita.

Aku pikir mulai dari diri sendiri untuk membalas orang-orang yang pernah berjasa pada kehidupan kita di masa lalu. Dengan cara paling mudah yaitu tidak melupakan orang tersebut. Sapa, tanyakan kabarnya dan luangkan waktu untuk mengunjunginya. Sebagai orang yang berpindah dari desa ke kota metropolitan, godaan untuk berganti pandangan hidup rajin menghampiri. Namun, hal itu tidak berlaku untukku. Didikan dari ibu membuatku tidak boleh melupakan asal usulku. Malah aku punya angan, suatu saat aku kembali hidup di desa. Wong desa always!

Mengingat-ingat kebaikan orang yang telah lalu bagi sebagian orang adalah hal yang memaleskan karena mengingat adalah berpikir. Dan tidak semua orang mau berpikir. Apalagi perkara membalas jasa, pikiran untung rugi datang menghampiri. Jreng…

Sebenarnya ada hal yang lebih mudah dari mengingat yaitu memulai berbuat baik demi kebaikan itu sendiri (tipe sulit kedua). Menanam kebaikan tanpa harus meminta balas budi. Pembaca sudah beruntung.

Sekarang kembali pada N I A T   H A T I  pembaca apakah mau melakukan atau tidak?

Cheers

Leave a comment