Ungkapan ini dikemukan oleh Santo Aloysius Gonzaga.
Kepada setiap anak ditanamkan: Kamu lahir untuk hal-hal besar.
Hal besar itu adalah lebih daripada dirimu sendiri.
Lebih dari kepentingan empat tembok rumahmu.
Hal-hal besar itu adalah seluas langit, seluas dunia, seluas bumi sehingga disitulah kamu berkarya.
(Karlina Supelli)
Petikan wawancara Gita Wirjawan dengan Karlina Supelli kaya akan makna pembelajaran mengenai kehidupan. Ketika menyerempet bagian parenting aku langsung mendapat pencerahan. Ada beberapa bagian dari percakapan kedua tokoh ini yang agak sulit dicerna untuk orang awam sepertiku yang tidak terlalu paham dunia filsafat. Namun, Ad Maiora Natus Sum terlalu sayang untuk dilupakan. Itulah alasan utama aku langsung menulis diblogku.

Sebagai gambaran singkat, Karlina adalah astronom perempuan pertama di Indonesia yang melanjutkan kuliah mengenai kosmologi di London, Inggris namun karena sesuatu hal yang berhubungan dengan kesehatannya, dia kembali ke Indonesia dan menekuni dunia filsafat sampai hari ini. Karlina adalah dosen di STF (Sekolah Tinggi Filsafat) Driyarkaya.
Dahulu aku masih suka bersedih apakah benar langkahku ini? Meninggalkan karir bekerja di kantor dan memilih berkarir sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT). Aku punya ketakutan mengenai pendapatan bulanan dan pandangan masyarakat kepadaku. Tidak bisa dipungkiri berkarir sebagai ibu rumah tangga masih dianggap sebagai pengangguran karena masyarakat kita masih melihat berkarir adalah menghasilkan uang. Sementara dengan menjadi Irt, aku bisa menghemat beberapa pengeluaran keluarga seperti biaya untuk asisten rumah tangga, guru les dan ojek antar jemput anak. Butuh waktu dan niat untuk membangun kepercayaan diri bahwa berkarir sebagai Irt sama berharganya dengan berkarir di kantor.
Setelah menonton youtube ini aku semakin yakin dan percaya diri. Aku adalah Ad Maiora Natus Sum. Aku menikmati proses hidupku dengan penuh kesadaran karena ada misi Tuhan yang menjadi tanggung jawabku di dunia ini. Dalam imanku, Tuhan Yesus pasti membantuku saat aku lelah atau tak berdaya, DIA menguatkanku. Mulai dari kepercayaan pada diri sendiri maka kita tumbuhkan kepercayaan pada anak-anak bahwa dia lahir untuk hal-hal besar. Kamu bisa menjadi pelukis, penulis, penyair, ilmuwan, penjelajah, guru, bahkan pencipta digital. Jangan pernah membatasi ruang imajinasi dan pemikiran anak kita.
Aku mengatakan hal ini kepada anakku, “Kamu adalah peraih nobel, Nak.” Dia menganggapku mengejeknya. Dia bilang bahwa dia saja kadang masih remed di sekolah dan bukan perwakilan sekolah untuk olimpiade sains. Apakah harus menjadi perwakilan olimpiade terlebih dahulu untuk bisa berimajinasi? Tentu tidak. Aku katakan bahwa kamu adalah setinggi imajinasimu. Jangan batasi imajinasimu. Simbok meneruskan apa yang pernah kamu ucapkan ke Simbok saat kelas 2 SD bahwa kamu ingin menjadi pemenang nobel karena ingin membeli mobil sport. Apapun yang menjadi cita-cita dan harapanmu, Nak, kamu adalah Ad Maiora Natus Sum.

Apapun yang sedang dikaryakan pembaca saat ini jangan pernah melihatnya sebagai hal kecil. Yakinlah bahwa itu adalah hal yang besar. Ukuran hal besar tidak perlu harus terkenal seperti seorang influencer dengan jutaan follower. Tidak.
Menurutku saat pembaca bisa membuat orang yang berjumpa merasakan damai dan nyaman mengobrol itu adalah hal besar. Bersikap empati terhadap kesusahan atau penderitaan orang lain itu adalah hal besar.
Jika pembaca tertarik dengan pembicaraan mengenai pemikiran Karlina Supelli, pembaca bisa menonton di youtube ini https://www.youtube.com/watch?v=Io40wI5Abac&list=RDCMUCDaqDYhGmJdrlHr4h9LQ5uw&start_radio=1

Leave a comment