Berkelana Dalam Diam 

Written by

·

Pelan tapi pasti, anakku sudah mau membaca buku. 

Sebagai orang tua, perjalanan mengajak anak remaja membaca buku itu sangat alot. 

S: Satu jam ya Nak, tahanin membaca buku.

A: Tidak. Setengah jam saja.

S: Ya sudah 10 halaman ya

A: Tidak. 5 halaman saja.

S: Ok. Pegang saja dulu bukunya. 

Aku memaksa pegang saja dulu bukunya. Tujuannya adalah mengenalkan pemikiran orang lain melalui cara diam dan membiarkan pikiran kita berkelana. Rasa yang tercipta bisa jadi malah antitesis dari harapan, yaitu pusing, ngantuk, malas. Nikmati saja rasa itu teruskan membaca dengan tekun karena lama-lama rasa itu akan menyatu dalam imajinasi pikiran yang tercipta.

Penolakan tetap ada.

A: Kan sekarang sudah ada youtube, tiktok, instagram, aplikasi audio. Tidak perlu buku secara fisik. Bahkan aplikasi sudah merangkumkan isi dari buku jadi udah ga perlu membaca. 

S: Persoalannya adalah apakah benar kamu membuka aplikasi di telepon genggam  spesial untuk mendengarkan sebuah buku dibacakan atau dirangkumkan? Kecil kemungkinannya, kan? *Simboktersenyum

Begini Nak, kalau kamu sudah dewasa, kamu boleh berjalan dengan pemikiran tersebut. 

Tapi kamu sekarang adalah remaja. 

Masa remaja adalah masa imajinasi. 

Masa remaja harus menyediakan waktu untuk membaca.

Buku sifatnya diam. Dia pasif. Kamu aktif. Otakmu bergerak aktif seperti tarian dia berpikir, berimajinasi.

Kamu adalah sejauh impianmu. 
Impianmu terbentuk dari bagaimana cara otakmu berimajinasi. 
Imajinasi terbentuk karena kamu melatihnya secara aktif. 

A: Aaah… tapi kalau melihat youtube kan lebih enak.

Tetep protes. 

S: Suara dan gambar yang ditampilkan dalam youtube adalah interpretasi dari pemilik akun. Sifatnya tidak otentik berasal dari pemikiranmu. Kamu cenderung menjadi pihak yang pasif karena menerima hasil karya secara visual lengkap dengan audionya membuat kita bersemangat untuk menonton terus menerus. Lupa mencari waktu untuk berpikir dalam diam, hening, mengajak diri sendiri bercakap-cakap. 

Dimana posisi dirimu sekarang?

Apalah kamu dalam kebingungan di tengah hiruk pikuk dunia?

Apakah perjalanan ini hanya mengikuti alur media sosial? 

Apakah kamu tidak ingin bertanya: 

Hai diriku bagaimana keadaanmu? Apakah kamu lelah? Apakah kamu merindukan sesuatu? Apakah kamu ingin beristirahat? Apakah kamu ingin diam dalam ketenangan? Atau…

Apakah kamu ingin berlari? Kamu ingin pergi kemana? Kamu ingin membuat karya apa? Kamu ingin meninggalkan apa untuk peradaban ini? Kamu ingin dikenang sebagai pribadi yang seperti apa? 

Kadang terlalu sering menonton youtube, aku merasakan kekenyangan yang berakhir dengan kebingungan. Terlalu banyak informasi masuk dalam pikiran. Ketika aku berada dalam situasi seperti ini, aku kembali memegang buku.

Dalam diam, pikiranku berkelana. 
Biarlah mereka berinteraksi. 

Leave a comment